"SUARA HATI GURU KALIAN" Oleh M. Luqman Hakiem, M.HI.


Tiga tahun pelajaran yang silam

M. Luqman Hakiem, M.HI.

Disaat awal tahun pelajaran

Kalian lucu, cakep dan imut

Tampak semangat kedua orang tua kalian

Tampak semangat keluarga kalian

Mendaftar,Mengantar, mendampingi kalian….

Menyakan banyak hal ini dan hal itu…….. itupun tiada lain

supaya kalian Betah dan nyaman menuntut ilmu

dipondok pesantren

Kamipun yang berada di Madrasah…

tak sabar tuk menyapa

Tampak kepolosan sikap kalian

Membuatku ingin kenal dan mengenal

Ku sapa pelan-pelan,,,,,nak …! dik…..!

Senyum kalian sungguh mulia

Aura jihad tholabul ilmi terpancar jelas

Menggugah kami ingin segera berbuat

Berbuat yang terbaik dan menyenangkan

Saatnya waktu yang kami tunggu telah tiba

Bunyi bel seolah menyulut semangat kami

Tuk mendidik, membimbing, menasihati kalian

tak ubahnya kalian sebagai keluarga sendiri

sapaan polosmu muncul….

tanya jawabmu yang selalu kudamba…

diskusi , kerja kelompok yang cukup

membuat kami senang dan bangga

karena kalian, adalah anak-anakku yang pinter dan genius

di kelas-kelas pembelajaran..

satu tahun kemudian…

penyakit Coronavirus atau dikenal dengan istilah covid-19 sedang melanda

ribuan bahkan jutaan manusia se-dunia terpapar.

Bahkan tak sedikit mayat berkeliaran…

Tepatnya di daerah Wuhan negara Cina

Begitu cepat virus itu menyebar, bahkan dinegara kita yang tercinta ini,

Semuanya jelas berdampak amat dahsyat

Disektor sosial, ekonomi bahkan pendidikan.

Disaat itulah…

Kita semua melihat dan merasakan…penuh tanda tanya???

Semua pemangku lembaga pendidikan,..

Semua tenaga kependidikan…

Semua bapak ibu pendidik…

Semua murid di semua jenjang…

Menunggu sebuah kebijakan…

Arah pendidikan dan pembelajaran dimasa pandemi.

Anak-anakku…

Yang terjadi adalah pembelajaran daring dan luring

Pembelajaran yang dilakukan secara online

Suasan yang bikin rumit semuanya…tapi tetap optimis

Kala itu, kami Selalu berfikir dan memikirkan kalian anak-anak ku…

satu tahun kemudian…

alhamdulillah, situasi mulai sedikit normal

walau masih terbayang kehawatiran .new normal pasca pandemi

tentu…kami sangat merindukan kalian

dan kini….tentu kalian sudah berubah

fisikmu tak ubahnya usiamu

yang dulu polos agak malu-malu…

namun saat ini sudah menjadi keluarga besar

keluarga dalam menuntut ilmu

kalian sudah akrab antar sesama,

tak ubahnya saudara kembar………..

kalian anak-anak yang super

kalian anak-anakku yang mandiri

kalian telah memanggilku dengan akrab

begitu juga kami,….. sebaliknya wahai anak-anakku!

Seiring berjalannya waktu….

Terkadang Kami dikejutkan dengan ulah kalian,

sikap kalian, tutur kata kalian…perilaku kalian.

wahai anak-anakku!

Kalian mulai berubah,,,,,

Yang dulu pendiam, jadi aktif

Yang dulu pemalu, jadi percaya diri dan mandiri

Namun…

Yang dulu alpa pakai surat ijin, jadi pemalas

Yang dulu semangat disiplin belajar, jadi sering terlambat

Berbagai alasan kalian utarakan….

Buu…..maaf

Ustadz…afwan

Misss….I am sorry

Pak guru, seragam ku hilang ….

Bu guru…sepatuku basah…

Pak ..bu…bukuku tertinggal dan lain-lain.

Wahai, anak-anakku!

Bukankah kami guru kalian, jika aku mencaci kalian

Bukankah kami benci kalian, disaat aku memarahi kalian

Jawabnya……Tentu bukan anakku!

Kami tahan amarah, dikala ulahmu yang tak terarah

Kita semua menahan emosi, dikala kalian menyulut dengki

Justru kami berdoa, dan terus berdoa

supaya kalian segera berubah

Kami terus menasihatimu….

Kami terus membimbing kalian….

Kami terus mengajarkan ilmu kepada kalian.

Sampai kapanpun, kalian adalah anak-anakku, muridku, dan santriku

Tak terasa, tiga tahun sudah berjalan

Wahai anak-anakku!

Kalian tumbuh besar,…..

Usiamu telah merubah fikirmu

Kedewasaan kalian telah merubah perilaku kalian

Perlu di ingat anak-anakku….

Sebentar lagi kalian UAMBN

Sebentar lagi kalian melaksanakan UNBK

Kalian harus kuat….

Kalian harus semangat belajar…

Beritahu ortu kalian, supaya doa ortu menyertai kalian

Itulah….pesan kami disaat kalian mau melaksanakan detik-detik ujian

Wahai-wahai anak-anakku!

Namun dibenak kami, ada rasa khawatir

Dibenak kami ada rasa was-was

Mampukah anakku mengerjakannya nanti

Sudah adakah komputer atau laptop

Bahkan sudah lengkapkah sarana yang menunjang kalian ???????

Kamipun berusaha,..

Kami terus berjuang….

Kami terus semangat penuh rasa optimis

Supaya kalian sukses, aman dan terkendali.

Itu semua berkah loyalitas bapak ibu guru kalian.

Wahai anak-anakku!

Perlu diingat !

Lulus bukanlah segala-galanya, akan tetapi….

Lulus dengan berbudi pekerti yang baik, itulah yang kami harapkan.

Doa kami buat kalian.

اللهم أجعلنا و أهلنا وأولادنا وتلاميذنا وتلميذاتنا من أهل العلم وأهل الخير وأهل السعادة وأهل القرأن وأهل السنة والجماعة ، ولا تجعلنا و إيّاهم من أهل الجهل وأهل الشرّ والضير برحمتك يا أرحم الراحمين.

Semoga kalian semua bisa melanjutkan sampai ke jenjang perguruan tinggi

Amin Ya Robbal ‘Alamiin

Tertanda,

Guru kalian